7TH MUSIC GALLERY

LIVE EVENT REVIEW BY: CAESAR FAJRIANSAH

EVENT INFO

7th MUSIC GALLERY

http://www.the-musicgallery.com

7th Music Gallery sekali lagi membuktikan bahwa mereka tetap menjadi salah satu festival musik yang harus diperhitungkan.

Dimulai pada tahun 2010, acara yang dilaksanakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia telah mencuri perhatian pecinta musik Indie di kalangan remaja tanah air. Musisi seperti The Adams, White Shoes & The Couples Company, Barasuara, rumahsakit pernah hadir sebagai penampil di gelaran Music Gallery. Penyelenggaraan Music Gallery dijadikan sebagai naungan untuk penikmat musik dari musisi independent yang terbilang jarang tampil di khalayak umum. Di tahun ke-7 pelaksanaannya, Music Gallery mengangkat tema “Urban” untuk menggambarkan kelarasan dalam perbedaan di dalam musik, seni, dan festival.

Memasuki 7 tahun penyelenggaraannya, 7th Music Gallery konsisten memberikan line-up yang spektakuler. Dengan kuantitas musisi lokal yang yang mumpuni ditambah dengan artis internasional. Semenjak dua tahun yang lalu, Music Gallery telah mengundang musisi Internasional pada line-up dengan tujuan mengembangkan inspirasi pada scene musik indie Indonesia. Setelah berhasil mengundang Tahiti 80, Panama, dan Last Dinosaurs ditahun sebelumnya, 7th Music Gallery kembali mengundang musisi internasional yang sedang bersinar pada tahun 2016, Honne.


"Memasuki 7 tahun penyelenggaraannya, 7th Music Gallery konsisten memberikan line-up yang spektakuler."


.

Pada tahun ini, 7th Music Gallery dilaksanakan pada hari Sabtu 11 Maret 2017, menyajikan tujuh belas penampil yang sebagian besar dari jalur indie, 7th Music Gallery berusaha menggabungkan banyak genre musik dari mulai pop, folk, rock sampai dengan electronic.

Gelaran 7th Music Gallery dimulai dengan Layung Temaram dan Anindra & Giovanni yang membuka kedua panggung, dilanjutkan dengan Gizpel dan MPQ. Rebelsuns band indie-rock asal Jakarta melakukan debutnya di gelaran Music Gallery dengan memainkan beberapa lagu andalan mereka di main stage. Setelah Rebelsuns menutup set mereka, panggung langsung di isi oleh grup indie-pop Peonies dengan kostum chef yang dikenakan oleh seluruh personilnya. Dibuka dengan “Intro (I Got You)”, mereka memainkan lagu-lagu dari album perdana mereka seperti “Falling”, “Summer”, dan “Marmalade”.

.

Pukul tiga sampai lima merupakan waktu yang paling tepat untuk datang ke acara ini, selain dapat menyaksikan musisi-musisi indie tanah air, penonton juga dapat melihat pemandangan kota Jakarta dari ketinggian yang terlihat jelas dibawah sinar matahari dan awan yang menyelimutinya. Suasana yang jarang ditemukan pada gig atau festival musik lainnya.


"Pukul tiga sampai lima merupakan waktu yang paling tepat untuk datang ke acara ini"


.

Ballads of the Cliché mengokupasi panggung sembari melakukan beberapa pendekatan unik dengan penonton seperti membuat jokes-jokes unik dan memanggil beberapa penonton ke panggung untuk mengikuti kuis yang hadiahnya cd album dari mereka. Di panggung lainnya, bedchamber, band beraliran dream-pop asal Jakarta beraksi di main stage yang terlihat sudah “berisi”. Ini merupakan kali kedua mereka bermain di gelaran Music Gallery setelah pada tahun lalu sempat bermain di acara ini. bedchamber memainkan 3 lagu baru yang direncanakan masuk ke dalam album penuh pertama mereka yang akan dirilis pada tahun 2017 ini.

.

Penonton sudah mulai berdatangan saat menyaksikan The Trees & The Wild, aksi experimental dari grup yang pada tahun lalu mengeluarkan album kedua mereka “Zaman, Zaman” sukses membuat penonton terpukau, walaupun suguhan musik ”baru” dari mereka tampaknya masih sulit untuk dicerna bagi sebagian penonton.

Selesai menyaksikan The Trees & The Wild, di panggung lainnya Polkawars merupakan salah satu penampil yang paling ditunggu. Polkawars membuka set dengan “Horse Hooves”. Kondisi Intimate Stage yang cukup panas tidak menghalangi Polkawars menyampaikan suguhan musik alternative rock yang dimainkannya. Mereka sempat memainkan lagu baru berjudul “Seek” yang direkam beberapa tahun lalu di US dan rencananya akan masuk ke dalam EP yang dirilis pada tahun ini. “Mokele” dan “Piano Song” sukses menutup set dari Polkawars diiringi dengan sing-along dari penonton pada kedua lagu tersebut.

.

Kembali pada panggung utama, panggung tidak terlihat seperti beberapa waktu sebelumnya karena penonton telah padat memasuki panggung untuk mendapatkan posisi terbaik saat menyaksikan Honne yang beberapa saat lagi akan naik panggung. Sebelum Honne, Stars & Rabbits mengisi panggung utama dengan memainkan lagu-lagu dari album “Constellation”. Elda Suryani dan Adi WIdodo menyapa penonton semakin ramai saat lagu andalan “Worth It” dan “The House” dibawakan dengan energik. Sempat mengira penonton ramai karena menunggu penampilan dari Honne, Elda sempat kaget saat lagu-lagu tersebut dinyanyikan dengan lantang oleh penonton. Penampilan mereka kemudian ditutup dengan “Man Upon The Hill” yang diikuti haru dari sang vokalis.

Tiba waktunya yang ditunggu oleh semua penonton yang hadir di Main Stage karena grup musik elektronik asal Inggris, Honne, akan bermain di Indonesia untuk pertama kalinya. Penonton sempat menunggu selama 30 menit saat crew dari Honne dan Music Gallery untuk mempersiapkan penampilan, panggung pun sengaja ditutup dengan kain hitam sebelum Honne naik ke panggung.

.

Dimulai dengan “Treat You Right” Honne memainkan setnya dengan 14 lagu yang semuanya di nyanyikan oleh penonton. Andrew Peter, vokalis dari Honne, sengaja tidak menyanyikan bagian awal dari “Good Together” melihat antusias penonton yang melakukan sing-along semenjak intro keyboard lagu tersebut dimainkan.

Band asal UK ini juga tak sekedar menyuguhkan musik yang nyaman ditelinga, namun lengkap dengan visual yang dinamis dan aksi yang atraktif, terutuma Andrew Peter yang berulang kali turun ke panggung, yang lantas menciptakan perform yang intim.

Kegirangan penonton berlanjut ketika “3AM” dimainkan. Intro yang memanjakan disambut dengan lirik cinta yang nyaman didengar, membuat penonton bergoyang-goyang kecil. Lagu-lagu seperti “Coastal Love”, “Gone Are The Days”, “Till’ The Evening”, “The Night”, dan “Someone That Loves You” yang merupakan lagu-lagu dari album pertama mereka dimainkan dan tidak ada satupun penonton yang tidak terhibur oleh aksi dari mereka. Set mereka diakhiri dengan lagu andalan yang juga merupakan nama album mereka “Warm On A Cold Night” yang didaulat menutup keseluruhan acara.


"Ekspektasi penonton terbayarkan dengan aksi panggung dari Honne, orang-orang yang berada pada panggung ini merupakan orang-orang beruntung yang mendapatkan tiket masuk acara 7th Music Gallery"


.

Ekspektasi penonton terbayarkan dengan aksi panggung dari Honne, orang-orang yang berada pada panggung ini merupakan orang-orang beruntung yang mendapatkan tiket masuk acara 7th Music Gallery, nyatanya masih banyak orang-orang yang berharap mendapatkan tiket karena tiket telah ludes dalam beberapa jam saja. 7th Music Gallery sekali lagi membuktikan bahwa mereka tetap menjadi salah satu festival musik yang harus diperhitungkan.